Kamis, 13 November 2008
ucH, tikus memang bau...Bawa penyakit juga.....

Waspadailah populasi tikus yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak . WASPADALAH!!WASPADALAH!!!
posted by Hermawati SetyoRhynni @ 16.05   0 comments
WELCOME...................,sudah BERSIHKAH tempat ANDA dari vektor TIKUS??????
posted by Hermawati SetyoRhynni @ 16.02   0 comments
PENGENDALIAN VEKTOR TIKUS

Tikus merupakan hama penting yang menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian baik dilapangan maupun hasil pertanian dalam penyimpanan. Jenis tanaman yang sering mendapat serangan hama tikus adalah padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi-ubian.Jenis tikus yang banyak menimbulkan kerugian adalah Rattus Argentiventer (tikus sawah) dan Rattus diardi yang menimbulkan kerusakan hasil dalam simpanan.

Perkembangbiakan tikus sangat cepat, umur 1,5 - 5 bulan sudah dapat berkembangbiak, setelah hamil 21 hari, setiap ekor dapat melahirkan 6-8 ekor anak, 21 hari kemudian pisah dari induknya dan setiap tahun seekor tikus dapat melahirkan 4 kali.
Tikus suka hidup ditempat gelap yang bersemak-semak dari banyak rerumputan didekat sumber makanan.

hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil pengendalian tikus yang baik, antara lain yaitu:

  • Sanitasi Tanaman dan Lingkungan yaitu membersihkan semak-semak dan rerumputan, membongkar liang dan sarang serta tempat perlindungan lainnya.
  • Mekanis
    Meliputi semua cara pengendalian yang secara langsung membunuh tikus dengan pukulan, diburu anjing, menggunakan perangkap dsb.
    Cara ini akan berhasil bila diorganisir dengan baik dan dilakasanakan serentak, sebagai contoh adalah pemasangan perangkap dengan menggunakan bambu dengan panjang antar 1,5 - 2 meter yang salah satu ujungnya dibiarkan tertutup dan ujung lainnya dilubangi.
    Pemasangan dilakukan sore hari ditempat yang biasa dilalui tikus didekat pamatang diharapkan tikus akan masuk lubang dan sembunyi, dan pagi diambil dengan terlebih dahulu ujung yang terbuka dimasukkan karung/plastik, kemudian tikus yang ada dibunuh.
  • Mengatur waktu tanam
    Dengan mengatur waktu tanam, maka waktu tersedianya makanan yang disukai tikus terbatas.
  • Pengendalian Biologis
    Dengan memanfaatkan musuh alami (predator) yang menghambat populasi tikus seperti ular, kucing dll.
  • Penggunaan bahan kimia
    Bahan kimia yang digunakan biasanya adalah Rodentisida seperti Klerat RM dll yang ada dipasaran dan gas beracun (belerang).
    Rodentisida digunakan dengan umpan yang disukai tikus seperti: beras, jagung, ubi kayu dn ubi jalar. Umpan beracun ada 2 jenis, yaitu yang siap pakai seperti; Klerat RM dan Umpan yang dibuat sendiri (umpan + Zink Phosfit).Racun yang dipakai juga ada 2 jenis yaitu:
  • Racun akut yang bekerja cepat, tikus mati 3-14 jam sesudah peracunan, namun dapat menimbulkan jera umpan, contoh zink phosfit. Perbandingan umpan dan racun 99:1
    Dosis penggunaan 10-20 gram umpan/raun per tempat umpan
  • Racun kronis yang bekerjanya lambat, namun tidak menimbulkan jera umpan. Tikus akan mati 2 -14 hari setelah peracunan. Perbandingan umpan racun 19:1.
    Contoh: Klerat RM dosis penggunaan 10-40 per tempat umpan.
    Untuk melindungi umpan dari hujan dan tidak termakan hewan ternak, perlu digunakan tempat umpan yang diletakkan ditepi pematang dekat liang tikus dengan jarak masing-masing tempat 25 meter, dan masing-masing tempat diberi 10-20 gram umpan.
  • Penggunaan gas beracun
    Penggunaan gas beracun akan efektif bila padi dalam stadium bunting dengan menggunakan dioksida belerang yang dihasilkan dengan membakar merang yang telah diberi serbuk belerang didalam alat emposan.
    Asap dan gas yang keluar dihembuskan kedlam liang tikus pada pematang sawah. Sebelumnya lubang-lubang keluar ditutup terlebih dahulu.
    Jadi dengan pengendalian hama tikus melalui berbagai cara yang dilaksanakan secara terpadu, ini diharapkan dapat menekan populasi tikus dilapangan dibawah ambang batas ekonomi yang tidak merugikan bagi petani.
  • posted by Hermawati SetyoRhynni @ 05.13   0 comments
    PenceMaraN Tanah
    Sebagaimana udara dan air, tanah merupakan komponen penting dalam hidup kita. Tanah berperan penting dalam pertumbuhan mahluk hidup, memelihara ekosistem, dan memelihara siklus air. Kasus pencemaran tanah terutama disebabkan oleh pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat (ilegal dumping), kebocoran limbah cair dari industri atau fasilitas komersial, atau kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah, yang kemudian tumpah ke permukaan tanah.Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

    Remediasi

    Kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan remediasi. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui:
    1. Jenis pencemar (organic atau anorganik), terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak,
    2. Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut,
    3. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P),
    4. Jenis tanah,
    5. Kondisi tanah (basah, kering),
    6. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,
    7. Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
    Remediasi On-site dan Off-site

    Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

    Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
    Bioremediasi

    Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

    Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
    1. stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb
    2. inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
    3. penerapan immobilized enzymes
    4. penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
    Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan oksigen.


    posted by Hermawati SetyoRhynni @ 04.56   0 comments
    About Me


    Name: Hermawati SetyoRhynni
    Home: Indonesia
    About Me:
    See my complete profile

    Previous Post
    Archives
    Links
    Template by
    Blogger Templates